SAPAAN PENGASUH


Selamat bertemu buat para pembaca dan pengunjung blog ini. Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus, yang memanggil kita semua kepada kesempurnaan hidup dalam Bapa dan kekayaan rohani dalam KerajaanNya menganugerahkan kegembiraan dan kesuksesan dalam hidup, pelayanan dan keseharianmu.

Anda mengunjungi blog RETRET & REKOLEKSI PASTOR UDIK. Saya suka nama itu, bukan saja karena karya pastoral awal saya sebagai imam, saya lewati sambil mengunjungi berbagai kampung yang sering dicap udik alias kurang maju, tetapi juga karena mengingatkan saya, akan Yesus dari Nasareth, pastor dan gembala sejati yang para muridnya adalah orang-orang sederhana, udik dan marginal.

Apa ada persamaan di antara kita yang mengunjungi blog ini dengan para murid Yesus itu? Saya kira ada dan hal itu adalah kesediaan kita untuk duduk sambil mendengarkan DIA, sang Guru Rohani, Maestro Kehidupan yang tengah bersabda kepada kita.

Selamat menikmati sajian di blog sederhana ini. Selamat menarik diri dari keseharianmu dan menikmati detik-detik berharga berada sang Guru, Pastor dan Gembala dari udik, mulai dari Nasareth hingga ke kampung dan dusun udik pengalaman kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita.

Ansel Meo SVD

Jumat, Juni 20, 2008

REFLEKSI TTG PANGGILAN DALAM KITAB SUCI (2)

Ikut Yesus dan Menjadi Penjala Manusia

Teks Inti : Luk 5:1-11
Baca juga teks paralelnya Mk. 1:16-20 ; Mat 4:18-22 ;

Teks dan kisahnya :

Kisah panggilan ini terjadi justru pada saat Yesus sedang dikerumuni banyak orang karena tertarik mendengarkan pengajaranNya. Ia tengah menjalankan tugas perutusanNya yaitu mewartakan Firman Allah. Setia kepada perutusanNya, Yesus justru membaca keadaan di sekitarNya dan menggunakannya untuk pewartaanNya. Dia menggunakan perahu, alat kerja utama sang nelayan di danau Genesareth dan menjadikannya sebagai tempat (locus atau basis) untuk mengajar orang banyak. Perahu menjadi semacam katedral/takhta tempat yesus mengajar.

Yesus juga menggunakan pengalaman Petrus (dan para nelayan lainnya) untuk menyampaikan pesan tentang siapa sesungguhnya Dia yang tengah mereka hadapi. Dialog antara Yesus dengan Petrus adalah dialog keseharian, berisi berbagai kecemasan, harapan, cara-cara serta upaya mereka untuk bekerja mencari nafkah, yang diwarnai pula dengan kegagalan. Tetapi Petrus walaupun mengeluh atau bertanya-tanya tentang keahlian orang yang menyuruh dia, tetap sadar bahwa IA memiliki kharisma, yang membuat orang banyak tadi mau mendengarkan Dia.
Karena suruhan, Sabda dan intervensi Yesus inilah, hasil yang diperoleh menjadi luar biasa. Hanya saja itupun karena mereka melakukannya. Dan dampak lainnya juga mulai terjadi. Solidaritas di antara para nelayan untuk saling membantu mengefektifkan hasil penangkapan mereka. Dua perahu penuh, banyak orang yang terlibat dan lebih dari itu, Petrus terbuka matanya. Ia mengenal siapa yang tengah berkata kepada mereka, dan mengenal siapa dirinya di hadapan orang ini. Di sinilah moment perubahan, moment rahmat. Dan teman-temannya juga menyadari diri mereka dan mengenal Dia.

Yesus pun menyampaikan pesanNya, ’Jangan takut, mulai dari sekarang, kamu akan menjadi penjala manusia.’ Dan mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.

Pesannya untuk Panggilan Kita :

1. Yesus sementara mengajar, menyebarluaskan Sabda Allah. Itu menjadi ciri perutusan Yesus. Namun tempat pewartaan itu bukan lagi di sinagoga, tempat ibadah orang Yahudi, melainkan di Danau Genesareth, tempat orang banyak berkumpul, tempat mereka mencari nafkah, tempat orang berdagang, tempat orang belajar untuk hidup. Mengapa dipilih tempat ini? Karena Lukas seorang yang memusatkan penulisannya tentang bagaimana iman Kristen menjangkau bangsa-bangsa, dan bukan untuk orang Yahudi. Danau Genesareth adalah simbol tempat kebanyakan, pasar, tempat mencari nafkah, tempat pertemuan, yang punya gelora dan gejolaknya sendiri. Inilah DUNIA tempat manusia hidup, bekerja, bertemu, dan mendengarkan berbagai sajian kemajuan termasuk Sabda Allah sendiri. Dunia macam ini adalah dunia yang dikuduskan oleh kehadiran Yesus. Demikianpun perahu kecil Petrus.

2. Pengalaman Petrus dan kawan-kawannya tak disepelekan. Yesus mengakui pengalaman serta keahlian orang ini, serta melihatnya sebagai POTENSI yang berharga bagi tugas baru yang direncanakanNya. Kemampuan Petrus menjala, menangkap ikan, adalah modal berharga baginya untuk tugas nanti sebagai penangkap manusia bagi rencana keselamatan Allah. Dan kegagalan Petruspun menjadi bahan pelajaran penting baginya di masa mendatang. Inilah pendidikan dan pembentukan Yesus – selalu berangkat dari pengalaman keseharian dan potensi orang yang dihadapiNya.

3. Tidak berhenti pada pengalaman manusiawi Petrus – tetapi sekarang Yesus melengkapi tahap pembentukan dengan SABDANYA sendiri, kebijaksanaan Allah dengan segala kekayaannya. Mereka kini memasuki DUNIA dan CARA BERPIKIR, CARA BERTINDAK SANG GURU, yang bukan saja membuat mereka tertarik tetapi juga menggerakkan hati mereka untuk menyertakan orang lain, sahabat-sahabat mereka untuk berbagi dengan mereka. Sabda Allah memang selalu mendorong pembentukan komunitas. Dan di saat itulah pengalaman mereka, keseharian mereka mendapat nilai baru. Dilipat-gandakan.

4. Tahap berikutnya adalah TAHAP PENGENALAN DIRI. Petrus dan kawan-kawannya sadar bahwa sesuatu yang tidak biasa terjadi. Juga orang ini bukan orang yang biasa. Dan lebih dari itu mereka sendiripun bukan lagi yang sama seperti dulu. Semuanya ditransformasi – diubah. Di mana ada Allah, di mana orang membiarkan dirinya dipengaruhi rahmat Allah, hidup dan kualitasnya selalu berubah ke arah yang lebih baik.

5. Orang diorientasikan kepada tugas mendatang, sesuai dengan rencana Yesus. Menjadi penjala manusia. Sebuah perubahan yang radikal – tetapi bukan tanpa persiapan. Dan disertai dengan berkat, ’Jangan takut!’

6. Mengandaikan keputusan serta komitmen untuk memfokuskan diri selalu pada tugas baru itu, dengan cara terus menerus menjadi Murid yang mengikuti Yesus sang Guru.
@P. Ansel Meo SVD - Roma, 2008

REFLEKSI TTG PANGGILAN DALAM KITAB SUCI (1)

1. Teks :

1.1. Yesus memanggil murid yang pertama ( 1:16-20)

16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebar jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit, Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. 14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil 15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, 18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, Mrk 3:19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

2. Permenungan Untuk Panggilan Kita

2.1. Secara umum :

§ Penginjil Markus menampilkan Yesus sebagai seorang Guru. Hal ini bukan saja karena Yesus mengajarkan orang banyak serta para murid sebagai Guru, tetapi para murid dan para pemimpin agama memanggilNya demikian.
§ Dalam mengajarkan para murid, Yesus sering menggunakan perumpamaan. Dan kata-katanya didukung dengan perbuatan yang penuh kuasa (dlm berbagai mukjizatNya). Tetapi tujuan mukjizat ialah untuk mendukung pengajaranNya. Mukjizat tidak selamanya membawa orang kepada iman kepada Yesus.
§ Yesus tampil sebagai seorang pekerja tulen. Dia bukan seorang yang memiliki kekuatan magis.
§ Seperti para guru masa itu, Yesus memiliki juga para pengikut yang dekat denganNya, yang disebut sebagai Murid. Mereka ini sangat dekat dengan Yesus. Dan di antara mereka ada 12 Murid yang disebut sebagai Rasul, yang mengalami hubungan sangat intim dengan Sang Guru. Karenanya ke 12 Rasul ini menadi lambang Israel Baru yang dibentuk karena ajaran-ajaran Yesus.

2.2. Beberapa hal khusus tentang 12 Rasul :

§ Yesus memanggil masing-masing orang kepadanya dan memberikan pengajaran kepada mereka : Yesus memulai pelayanan di depan umum dengan pertama-tama mengundang orang-orang khusus untuk mengikuti Dia. Dan tanggapan para murid sebenarnya membuktikan betapa Dia yang memanggil memiliki otoritas dan kuasa yang membuat para murid tak ragu dan tak mau berlama-lama menanggapi panggilan itu. Tak seperti dalam Injil Lukas dan Yohanes, Simon dan Andreas di sini tak mengenal Yesus. Ini bermaksud untuk menunjukan pentingnya bereaksi cepat dan taat kepada panggilan itu. Maksud Markus tidak lain yakni untuk menyadarkan komunitas Kristiani yang dibentuknya untuk mentaati perintah dan pengajaran Yesus dengan berani dan dengan kerendahan hati.
§ Undangan Yesus untuk menjadi Penjala Manusia menunjuk pada arti panggilan para murid dan bagaimana cara mereka dibentuk oleh Yesus : Bila diperhatikan sungguh-sungguh undangan ini bukanlah satu-satunya terjadi dalam Injil ini. Yeremia pun pernah diminta untuk menjadi penjala manusia, yakni mencari orang-orang Israel yang bersalah untuk diadili (Yer. 16.16). Hanya saja di sini lebih positif. Sama sekali tak disinggung tentang pengadilan. Tetani para Rasul akan membawa orang yang mereka tangkap ke dalam Kerajaan Allah. Karena itu undangan untuk brada di belakang Yesus memiliki arti khusus di sini. Apa artinya? Di sini, para Rasul dipinta untuk menuruti cara Yesus ketika berurusan dengan orang. Jadi menjadi murid memungkinkan mereka untuk mempraktekan apa yang Yesus buat. Mereka sungguh dilatih oleh Yesus, sehingga ketika diutus mereka bisa memenangkan banyak orang bagi Kerajaan Allah (Bdk. Mk 3:14-15).
§ Arti penetapan ke12 Rasul : Para murid yang ditetapkan di sini berjumlah 12 melambangkan Israel baru, anak-anak Yakub yang baru. Tetani penting melihat di sini bahwa Yesuslah yang menetapkan ke 12 orang itu menadi Rasul. Ha lini bertentangan dengan kebiasaan para guru waktu itu, yang menerima murid, tetani Yesus memilihnya sendiri untuk diajarkanNya berbagai misteri tentang Kerajaan Allah.
§ Ke-12 Rasul dipanggil untuk selalu ‘berada bersama Yesus’: Pembentukan para murid Yesus terdiri dari melihat Dia, mendengarkanNya dan mengikuti contoh-contoh yang dibuatNya. Markus sungguh menekankan pentingnya ke 12 Rasul diantara berbagai kelompok para murid Yesus.
§ Tujuan panggilan bagi para murid itu ganda yakni mengajarkan orang dan mengusir roh-roh jahat : Yesus menunjukan dengan jelas bahwa misi para murid berwajah ganda. Mereka mengajar tetani pada saat yang sama mesti berhadapan dengan kekuatan – kekuatan jahat yang melawan ajaran Yesus. Karenanya mereka juga harus melenyapkan kekuatan jahat itu. Karena itu kemahiran mengajar saja tak cukup. Harus juga disertai dengan kekuatan mengusir setan. Mengapa ? Karena hidup para murid akan berhadapan langsung dengan relaitas ini.
§ Para murid akan dilengkapi dengan berbagai karunia demi efektivitas misi mereka : Dalam Markus 6 : 30 para rasul dimengerti sebagai ‘mereka yang diutus’. Dan bagi mereka inilah Yesus melengkapinya dengan berbagai karunia dan rahmat demi efektivitas karya misi mereka.

3. Refleksi Pribadi :

Bila pendidikan dan pembentukan religius pertama-tama adalah ‘berada bersama Yesus’ bagaimana anda menilai pembentukan dan pendidikan anda selama ini ?
Manakah karunia yang paling menonjol yang anda terima untuk dijadikan modal bagi misi anda?
@P. Ansel Meo SVD - Roma (2008)