SAPAAN PENGASUH


Selamat bertemu buat para pembaca dan pengunjung blog ini. Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus, yang memanggil kita semua kepada kesempurnaan hidup dalam Bapa dan kekayaan rohani dalam KerajaanNya menganugerahkan kegembiraan dan kesuksesan dalam hidup, pelayanan dan keseharianmu.

Anda mengunjungi blog RETRET & REKOLEKSI PASTOR UDIK. Saya suka nama itu, bukan saja karena karya pastoral awal saya sebagai imam, saya lewati sambil mengunjungi berbagai kampung yang sering dicap udik alias kurang maju, tetapi juga karena mengingatkan saya, akan Yesus dari Nasareth, pastor dan gembala sejati yang para muridnya adalah orang-orang sederhana, udik dan marginal.

Apa ada persamaan di antara kita yang mengunjungi blog ini dengan para murid Yesus itu? Saya kira ada dan hal itu adalah kesediaan kita untuk duduk sambil mendengarkan DIA, sang Guru Rohani, Maestro Kehidupan yang tengah bersabda kepada kita.

Selamat menikmati sajian di blog sederhana ini. Selamat menarik diri dari keseharianmu dan menikmati detik-detik berharga berada sang Guru, Pastor dan Gembala dari udik, mulai dari Nasareth hingga ke kampung dan dusun udik pengalaman kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita.

Ansel Meo SVD

Minggu, Juni 22, 2008

REFLEKSI TTG PANGGILAN DALAM KITAB SUCI(3)

Panggilan Matius dan kawan-kawannya
"Mengikuti Dia dengan Segera"
Teks inti : Mat 9 : 9–13;
Baca paralelnya pada Markus 2 : 13-17 dan Luk 5 :27-32
Teks dan Kisahnya :

Yesus tengah berkarya bersama orang banyak. Dia menyembuhkan banyak orang sakit dan menyaksikan begitu banyak orang yang sungguh mengimani Dia. Tetapi di antara banyak orang itu ada juga sekelompok orang yang menyertai perjalanannya bukan dengan dukungan tetapi dengan upaya untuk mencari celah untuk mempersalahkab ajaran dan praktek yang dibuatNya.
Di perjalanan inilah Dia melihat seorang petugas cukai, penagih pajak yang dikenal dengan nama Matius. Peristiwa memberi perhatian kepada orang macam Matius dengan serta merta menarik perhatian banyak orang yang memang sementara bersama Dia. Dan tidak berhenti di situ saja. Yesus menegur dan memanggil orang itu dengan sapaan yang sama yang pernah Ia sampaikan kepada para murid terdahulu. Mencengangkan. “Ikutilah Aku!” itulah kalimat yang ditujukan kepada sang penagih pajak ini, yang di mata orang banyak selalu dicemoohkan, dipandang hina dan berdosa.
Matius lupa segalanya. Dia mengikuti Yesus. Panggilan itu begitu mempesona, begitu menggerakan segala daya tarik Matius, dan seperti kebiasaannya sebelumnya, diapun tanpa pikir panjang mengundang Yesus makan di rumahnya. Sebagai seorang pemungut cukai, dia memang berkecukupan dan termasuk orang berada dan karenanya Yesus dijamunya. Dan juga adalah kebiasaannya bahwa dalam perjamuan seperti itu teman-temannya diundang, orang dari levelnya yang sama, para pemungut cukai tentunya, dan karena mereka memiliki banyak uang, tentu juga banyak dayang-dayang, sekutu bisnis yang datang dan semuanya makan bersama dengan Yesus.
Pada saat inilah para lawannya menemukan bahan untuk mempersalahkan Dia. Dan bukan kepada Yesus alamat pertanyaan mereka, tetapi kepada para muridNya. “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Para murid yang bersemangat dicemoohkan, “lihatlah, guru macam apa yang kalian ikuti? Dia sahabat orang berdosa. Kenapa terus ikut Dia?”
Yesus mendengar dan memberikan pelajaran penting kepada para lawanNya dan membela mereka yang menjamuNya dan membela memberi peneguhan kepada para muridNya. Tiga pelajaran penting bagi para lawanNya disampaikan tetapi aplikasinya ditujukan kepada semua pendengarNya : 1). Orang sakitlah yang perlukan dokter; 2). Yang kukehendaki adalah belas kasihan dan bukan persembahan; 3). Aku datang untuk memanggil orang berdosa.

Pesannya untuk Panggilan Kita :

1. Bagi Yesus, tantangan terhadap tugas dan perutusanNya dialamiNya sejak awal. Dia mengalami bahwa situasi kontradiktif itu selalu mewarnai pelayananNya. Di satu pihak, karya dan sabdanya begitu menarik banyak orang, dan karena itu Dia melakukan banyak pelayanan di sana, tetapi di sisi lain selalu ada yang menantangNya, mereka yang selalu berupaya menemukan dalih untuk mempersalahkan Dia, menentang ajaranNya dan melawan juga para muridNya. Di sini ada kelompok orang banyak yang percaya kepadaNya lalu mengikuti Dia, tetapi ada kelompok para Farisi (orang bijak pandai) yang menantang Dia.

2. Selain kedua kelompok ini ada satu kelompok lain yang ingin mendekati Yesus, merasa tertarik dengan apa yang dia ajarkan, tetapi tak bisa bergabung karena orang banyak mengisolir mereka. Orang banyak membenci mereka, karena mereka ini bekerja untuk kepentingan penjajah dan memasuki mentalitas bobrok dari luar yang bertentangan dengan keyakinan orang banyak. Inilah Matius dan rekan-rekannya, satu kelompok kelas menengah yang kaya, tetapi karena mengambil hak orang lain. Dan bersama mereka adalah para kroninya, dan orang-orang yang mereguk kekayaan mereka, para pelacur, para bodyguard, preman yang melindungi mereka ini. Kelompok ini dibenci dan dijauhkan banyak orang, tetapi Yesus memilih moment ini untuk mendekati mereka dan menjadikan mereka pengikutNya. Kepada Matius dan kelompoknya inilah, panggilan Yesus dialamatkan, “Ikutilah Aku!” Tentu saja panggilan seperti ini mencengangkan bukan saja bagi banyak orang yang sedang ikuti Dia tetapi juga bagi para murid, Petrus dan kawan-kawanNya. Mereka pun bertanya, “Apa yang akan terjadi kalau mereka ini bergabung bersama kelompok baru ini?”

3. Dan Matius segera mengikuti DIA. Mengapa secepat itu? Karena baginya ini momen langka dan lebih dari itu, dia ingin mengembalikan harga dirinya di mata masyarakat. Dan betapapun orang banyak mencemoohkan dia, inilah saat yang tepat dia menunjukkan terimakasihnya kepada orang yang memanggilnya ini, ia menjamu Yesus. Itu kebiasaan yang baik. Dan dia juga ingin melibatkan komunitasnya dan para kroninya. Dan jadilah pesta itu menjadi saat mereka semua duduk bersama Dia, mendengarkan Dia dan lebih dari itu mereka menjamu Dia.

4. Lawan-lawannya menggunakan momen ini untuk melemahkan semangat dan iman para muridNya. Inilah tawaran dunia yang selalu menemukan segala seuatu untuk merelativisir ajaran Yesus. Mengapa terus ikut Dia, tak tahukah kamu bahwa kamu akan dikucilkan dan dipandang sebelah mata oleh orang kebanyakan? Itulah pekerjaan si jahat.

5. Yesus melawan mereka yang cerdik pandai ini tetapi membela baik orang kebanyakan, para murid juga kelompok Matius yang barusan bergabung. Yesus menjelaskan ajaranNya dengan logika yang teratur. Mulai dari hal yang kasat mata dalam hidup sehari-hari : “ orang sakit butuh dokter”; lalui menunjukkan juga inti agama Yahudi dan kebaktian kepada Allah yakni belaskasihan dan secara sangat jelas menunjukkan kekhasan perutusanNya dan perutusan para muridNya : ‘Aku datang untuk menyelamatkan orang berdosa”. Dan itu berarti Yesus menunjukkan kuasa keAllahanNya.
@P. Ansel Meo SVD - Roma, 2008

Tidak ada komentar: