SAPAAN PENGASUH


Selamat bertemu buat para pembaca dan pengunjung blog ini. Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus, yang memanggil kita semua kepada kesempurnaan hidup dalam Bapa dan kekayaan rohani dalam KerajaanNya menganugerahkan kegembiraan dan kesuksesan dalam hidup, pelayanan dan keseharianmu.

Anda mengunjungi blog RETRET & REKOLEKSI PASTOR UDIK. Saya suka nama itu, bukan saja karena karya pastoral awal saya sebagai imam, saya lewati sambil mengunjungi berbagai kampung yang sering dicap udik alias kurang maju, tetapi juga karena mengingatkan saya, akan Yesus dari Nasareth, pastor dan gembala sejati yang para muridnya adalah orang-orang sederhana, udik dan marginal.

Apa ada persamaan di antara kita yang mengunjungi blog ini dengan para murid Yesus itu? Saya kira ada dan hal itu adalah kesediaan kita untuk duduk sambil mendengarkan DIA, sang Guru Rohani, Maestro Kehidupan yang tengah bersabda kepada kita.

Selamat menikmati sajian di blog sederhana ini. Selamat menarik diri dari keseharianmu dan menikmati detik-detik berharga berada sang Guru, Pastor dan Gembala dari udik, mulai dari Nasareth hingga ke kampung dan dusun udik pengalaman kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita.

Ansel Meo SVD

Jumat, September 12, 2008

Bertolaklah Lebih Dalam ! (3)


Perayaan Ekaristi


“Tuhan, Inilah Mosaik Kehidupan Religius Kami!



Doa pembukaan


Allah Bapa yang Mahatahu dan Maha Pengasih, Engkau sendirilah yang memilih dan memanggil kami. Kami menaruh harapan dan kepercayaan akan penyelenggaraanMu dalam seluruh perjalanan hidup kami. Ajarilah kami ya Tuhan untuk mengenal Engkau semakin mendalam sebagai Guru kehidupan kami. Tuhan, Engkaulah Firman Kehidupan kami, kepadaMu kami akan datang selalu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Bacaan-Bacaan :


Bacaan I : Fil 3, 7 - 14

Bajaan Injil : Yoh 6 : 67-71


Renungan/Kotbah


· “Hidup yang tak direfleksikan tak layak untuk dihidupi”, itulah titik tolak permenungan kita hari ini. Kita telah menanggapi tantangan ini dengan bergulat sendiri dalam refleksi pribadi, dalam syering bersama teman-teman dan dalam syering bersama sebagai kelompok besar dan pada akhirnya pergulatan itu kita rayakan sebagai korban dan pujian kepada Tuhan bersama Kristus Sang Imam Agung dalam Ekaristi soreh hari ini.


Mengapa penting merefleksikan hidup? Kita mungkin memiliki pandangan negatip ketika dipinta membuat refleksi tentang pengalaman atau hidup kita. Sering terasa menakutkan kalau maestra meminta kita membuat refleksi, apalagi setelah itu kita dimarah-marah betapapun dibuat di depan Yesus dalam Tabernakel. Sering kita pikir tentang adanya sanksi, dstnya.


Tetapi pola hidup reflektif itu sebenarnya memiliki nuansa yang sangat positip, yang tak lain adalah proses ziarah bathin kita, di mana kita dengan jujur menelusuri seluruh lorong bathinnya – menjadi intim dengan diri sendiri, dan secara ikhlas menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan karenanya saat refleksi adalah saat kita berbenah diri, saat kita membangun kembali kehidupan kita yang mungkin sudah runtuh akibat kesombongan manusiawi, akibat tak rendah hati, atau akibat kecendrungan kita untuk selalu meproyeksikan semua kesalahan dan kelemahan kita kepada orang lain.


· Bagaimana pesan bacaan-bacaan dalam Misa soreh hari ini tentang hal itu?


Kepada umat Filipi, Paulus melukiskan pengalaman pertemuannya dengan Kristus. “Dalam Kristus Yesus,” kata Paulus, “semua yang dahulu itu kuanggap rugi. Bagiku pengenalan serta kepercayaanku kepada Dia jauh lebih mulia daripada apapun, karena itu masa-masa hidupku sekarang ini, kulihat sebagai usaha untuk mengejar kesempurnaan dalam Kristus itu. Dan yang sedang saya kejar itu tidak lain adalah panggilan Sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Fil 3,7.10.13-14).


· Dan kita, bagaimana kita melihat pengalaman kita sebagai religius selama ini dalam refleksi sepanjang hari ini ? Saya yakin sekali, ketika seperti Paulus, kita mendasarkan pengalaman itu atas pengenalan kita kepada Allah dalam Kristus yang memanggil kita, kita temukan begitu banyak hal positip.


Dan hal-hal itu memberikan kekuatan kepada kita, seperti : rasa bahagia dan senang karena kita mengalami : bahwa Tuhan mencintai dan memanggil kita sebagai calon-calon pengikutNya, karena kita merasa ada orang yang mendukung kita, baik itu orangtua, serikat maupun teman-teman kita; karena kita berhasil mengerjakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada kita, berhasil mengampuni dan memaafkan orang lain; karena kita bisa menolong orang lain; karena kita bisa diperhatikan dan memperhatikan orang lain; karena lingkungan yang menyenangkan yang dipenuhi dengan orang-orang dengan keunikan kepribadiannya; dan kita berbahagia karena kita melihat bahwa berbagai pengalaman kita telah menjadikan masa novisiat kita sebuah cermin yang pantas dikenang. Selain rasa bahagia dan senang itu, kita melihat sebagai hal positip, kerinduan kita untuk mau bertemu dan berbicara dengan Tuhan yang memanggil kita; serta kekompakan kita, persatuan kita yang menjadi modal bersama dalam menapaki jalan hidup religius ini.


Di sisi lain, hal-hal positip yang kita temukan, tidak membuat kita terpukau lalu berleha-leha. Karena tokh, kita temukan juga adanya tantangan-tantangan, yang dalam kaca mata Paulus tadi ditempatkan sebagai usaha untuk mengejar yang lebih sempurna.


Dan secara jujur, kita katakan tantangan itu adalah : adanya berbagai rasa kecewa, putus asa, jengkel, marah, rasa takut, sedih karena berbagai alas an berikut ini: Kita merasa jauh dari orang-orang yang dekat dan mencintai kita, kita sering gagal mengatasi masalah yang timbul, takut tak berhasil, kita sering sulit menghidupkan harapan yang kita tempatkan kepada pundak orang lain, karena kita tak bisa berdoa ataupun bermeditasi dengan baik, kita kecewa karena pendapat dan permintaan kita ditolak, betapapun pentingnya hal itu; dan kita sering merasa sulit menghadapi orang-orang dengan perbedaan sikap, karakter dan kepribadian, dll. Baik pengalaman yang menggembirakan maupun tantangan yang telah kita hasilkan, kita gali hari ini, tak lain adalah mosaik kehidupan kita bersama, garis-garis dan warna/i yang yang telah kita ukir dalam pigura gambaran kehidupan anda.


Mosaik ini menjadi indah, bukan karena kenyataan anda masing-masing menonjolkan diri sambil membuang yang lain, tetapi karena warna warni serta garis kehidupan pribadi anda ditempatkan bersama-sama oleh sang pelukis, Tuhan Yesus sendiri. Dialah yang merencanakan hidupmu sesuai dengan rencanaNya.


· “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” tanyaNya kepada kedua belas muridNya. Apakah kamu tidak mau pulang, setelah kamu temukan begitu banyak hal dalam pengalamanmu selama ini? Akankah kita bersama Petrus menjawab Yesus, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?” Benarkah perkataan Yesus, dan warisan rohani pendiri anda adalah perkataan yang membawa hidup kekal?


· Saudari-saudari terkasih, mengakhiri permenungan kita hari ini dan kotbah singkat ini, mari kita dengarkan Gloria Trio, yang mengungkapkan iman mereka kepada Tuhan.


Judul Lagu : Engkaulah Kekuatanku
Vocal : Gloria Trio
Album : Saat Teduh, Vol. 5

Engkaulah kekuatanku, tempat perlindunganku,
Saat badai menerpa, aku tak akan goyah
Aku tak akan goyah, s’bab Engkau besertaku

Refr.


Sejauh langit dari dari bumi, begitu besarnya kasihMu
Penuhi hati kami yang rindu menyembahMu, Yesus
Sejauh langit dari dari bumi, begitu besarnya kasihMu
Kaulah Tuhan, kekuatanku, sukacitaku. (2x)


Doa Persembahan


Allah Bapa yang kekal dan kudus, Engkaulah asal dan tujua hidup kami. Terimalah kiranya persembahan roti dan anggur yang kami hunjukkan sebagai ucapan syukur kami atas penyertaanMu selama kami di Novisiat ini. Bantulah kami selalu untuk mempersembahkan segenap pengalaman kami sebagai syukur kepadaMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin


Doa penutup


Ya Allah Bapa kami, Gembala Agung jiwa kami, kami semua telah Kaukuatkan dengan santapan Tubuh dan Darah Yesus, Tuhan kami. Terimakasih kepadaMu karena santapan ini telah memberi kami kekuatan di jalan panggilan kami. Kiranya kami tetap percaya dan mengakui Dikau dan PuteraMu Yesus sebagai Tuhan dan Allah kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Tidak ada komentar: