SAPAAN PENGASUH


Selamat bertemu buat para pembaca dan pengunjung blog ini. Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus, yang memanggil kita semua kepada kesempurnaan hidup dalam Bapa dan kekayaan rohani dalam KerajaanNya menganugerahkan kegembiraan dan kesuksesan dalam hidup, pelayanan dan keseharianmu.

Anda mengunjungi blog RETRET & REKOLEKSI PASTOR UDIK. Saya suka nama itu, bukan saja karena karya pastoral awal saya sebagai imam, saya lewati sambil mengunjungi berbagai kampung yang sering dicap udik alias kurang maju, tetapi juga karena mengingatkan saya, akan Yesus dari Nasareth, pastor dan gembala sejati yang para muridnya adalah orang-orang sederhana, udik dan marginal.

Apa ada persamaan di antara kita yang mengunjungi blog ini dengan para murid Yesus itu? Saya kira ada dan hal itu adalah kesediaan kita untuk duduk sambil mendengarkan DIA, sang Guru Rohani, Maestro Kehidupan yang tengah bersabda kepada kita.

Selamat menikmati sajian di blog sederhana ini. Selamat menarik diri dari keseharianmu dan menikmati detik-detik berharga berada sang Guru, Pastor dan Gembala dari udik, mulai dari Nasareth hingga ke kampung dan dusun udik pengalaman kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita.

Ansel Meo SVD

Jumat, Mei 30, 2008

KOMUNITAS UNTUK SAUDARA & PELAYANAN (3)

Renungan Kedua :

Komunitas Persaudaraan - Menjadi Seperti Anak Kecil

Bacaan : Mat 18:1-5
1Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Teks dan Penjelasannya
Pertanyaan para murid : “Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Allah?” Para muridlah yang mengajak Yesus untuk memberikan pengajaran kepada mereka dengan pertanyaan di atas. Tetapi mengapa mereka bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?
Kelihatannya ada beberapa penjelasan yang mungkin dapat diberikan berhadapan dengan pertanyaan para murid kepada Yesus.
(1) Mungkin saja karena dipengaruhi oleh peran yang diberikan Yesus kepada Petrus, kendatipun perangai Petrus yang tak mudah diatur (lihat Mat. 16;16-19, 22-23).
(2) Mungkin saja mau mengajak Yesus mau menantang cara berkuasa dari para penguasa dunia, yang dalam salah satu cara merelativisir kekuasaan mereka berhadapan dengan kekuasaan Allah. Dengan cara itu, dipertanyakan apa artinya kebesaran dan siapa yang sebenarnya memiliki kekuasaan di bumi ini?
(3) Mungkin juga muncul dari pernyataan Yesus ttg jalan salib dalam Mat 16,24. Karena menurut pandangan kekuasaan dunia, jalan salib adalah jalan kehinaan dan tak mungkin dipakai oleh penguasa dunia. Jadi kebesaran macam manakah yang bisa diperoleh lewat jalan seperti itu?
(4) Dan mungkin pula berangkat dari konteks kebudayaan mereka saat itu yang melihat kebesaran selalu berkaitan dengan pengumpulan harta, terdidik, melahirkan banyak anak, menjadi tuan tanah, memiliki jabatan dan kuasa atas orang lain. Jadi demi keuntungan pribadi dan status sosial (cf. ayat 20:25).
Jadi para murid bertanya, apakah kerajaan yang Yesus wartakan ini memang berbeda dari yang mereka kenal selama itu ataukah memang sama saja.
Jawaban Yesus : “Ia memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.”
Jawaban Yesus memang menunjukkan penekanan yang sama sekali berbera. Kebesaran Kerajaannya tidak terletak dalam pemilikan atas wilayah, kontrol, kekayaan, dan seterusnya tetapi dalam sudut pandangan orang yang terbuang dan marginal dalam masyarakat. “Dia memanggil seorang anak dan ia menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu Ia berkata kpd para muridnya dan orang banyak.”
Anak di sini menjadi alat bantu yang bisa dilihat untuk menjelaskan tentang Kerajaan Allah yang tak kelihatan. Mengapa ? Karena “ANAK” di dalam dunia yang berpusatkan pada orang lelaki dewasa, sama sekali tak diperhitungkan, tak ada artinya, dan dilihat sebagai rentan terhadap bahaya dan tidak bisa diprediksi. Dalam dunia politik seperti ini anak selalu menjadi obyek kekerasan, menderita kelaparan, sakit. Kelompok masyarakat seperti ini bisa terlihat di antara orang-orang yang diundang ke pestanya Herodes, saat putrinya berdansa (Mt 14.6). Komunitas yang didirikan dan dimaksudkan Yesus justru bertentangan dengan komunitas masyarakat ini.
Anak sebagai metaphora/perumpamaan : “Ajakan untuk berubah dan Rendah hati seperti seorang anak” Ketika Yesus menghargai seorang anak (ayat 2), dengan sendirinya anak menjadi sebuah metafor atau perumpamaan tentang bagaimana seharusnya menjadi murid. Dan Dia bersabda, “Sungguh aku berkata kepadamu (5,18) jika kamu tak menjadi seperti seorang anak, kamu tak akan memasuki Kerajaan Sorga. Siapa yang merendahkan diri seperti seorang anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan Sorga.”
Jadi menjadi anak artinya merendahkan diri. Dan ini bukanlah karakter pribadi yang harus dimiliki seseorang tetapi suatu pemberian status sosial atau penghargaan bagi yang lemah dan kecil.
Murid Yesus membentuk suatu komunitas anak-anak, orang pinggiran dan tanpa status sosial, demikianpun struktur sosial mereka. Dan inilah yang menjadi perhatian sentral Yesus yang tak lain adalah kehendak dan rencana Allah.
Dan Yesus memang menamakan dirinya seorang yang lembut dan rendah hati (5,5) dan Dia minta para muridnya menghidupkan gaya hidup seperti ini. Karena itu mereka harus berubah dan menghidupkannya supaya sesuai dengan komunitas baru yang Yesus inginkan. Mereka harus tahu bersyukur kepada Allah sama seperti Dia selalu mengucap syukur kepada Allah “Aku bersyukur kepadamu ya Bapa, …Kautunjukan kepada orang-orang kecil” (11,25)
Dan masuk Kerajaan Allah bukanlah suatu panggilan untuk menjadi murid lagi tetapi Yesus menyiapkan para murid yang sudah dipanggil itu berpartisipasi dalam rencana Allah.
Menerima anak kecil artinya menerima Yesus. Apakah Yesus picara tentang menerima seorang anak secara literal ataukah sebagai suatu metafor? Bisa kedua-duanya. Namun rupanya arti sebagai perumpamaan lebih ditekankan di sini.
Ada beberapa faktor penekanan di sini: (1) sudah ada hubungan antara anak dan murid Yesus (ayat 3-4) (2) hubungan lainnya adalah menjadi lembut dan rendah hati sebagai gaya hidup bermisi dari murid Yesus (3) Penggunaan arti yang sama dari kata menerima yang menunjukkan jawaban penuh kepercayaan dari para murid terhadap misi yang diterima dan (4) ada hubungan juga antara menerima murid Yesus dan menerima Yesus (10,40) dan (5) “Dalam Namaku” menekankan hubungan tersebut dengan arti misi. Nama Yesus mewakili misi penyelamatan dari dosa yang dibawa oleh Yesus.
Tetapi Yesus juga mengingatkan bahwa resiko ada yakni para murid akan dibenci oleh dunia serena nama Yesus ini (10,22) karena nama mereka menjelaskan gaya hidup mereka. Gaya hidup komunitas murid Yesus menantang dunia, tetapi tetap selalu ada orang yang menerima mereka.
Kisah Hidup :
“Andy, Anak yang Selalu Bersyukur”
Andy, adalah seorang anak kecil kelas 4 SD yang selalu mengucap syukur dalam keadaan apapun. Ia tinggal di suatu desa di suatu negeri. Setiap hari untuk sampai ke sekolahnya ia harus berjalan kaki melintasi daerah yang tanahnya berbatu dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang. Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, Andy selalu mampir sebentar ke Gereja untuk berdoa. Tindakannya ini diamati oleh Pastor Agus. Karena merasa terharu dengan sikap Andy yang lugu dan beriman tersebut. Suatu hari ketika Andy hendak masuk ke Gereja P. Agus menyapanya.
Pastor : "Selamat pagi Andy, apa kabarmu? Apakah kamu akan ke sekolah?"
Andy : "Ya, Bapa Pastor!" balas Andy sambil tersenyum.
Pastor : "Mulai sekarang saya akan membantu dan menemani kamu menyeberangi jalan raya tersebut setiap kali kamu akan menyeberang.
Andy : Terima kasih, Pastor."
Pastor : "sekarang apa yang akan kamu lakukan?"
Andy : "Aku hanya ingin menyapa Tuhan Yesus... sahabatku."
Lalu Pastor itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya bersama Tuhan, tapi kemudian P. Agus bersembunyi dibalik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy.
Andy mulai berbicara kepada Sahabatnya
Andy : "Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun teman2ku yang lain melakukannya. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini.Terima kasih buat kue ini Tuhan!. aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku nggak begitu lapar. Lihat, ini sepatuku yang terakhir..mungkin minggu depan aku harus berjalan tanpa sepatu. Engkau tahu Tuhan sepatu ini akan rusak, tapi tak mengapa..yang terpenting aku tetap dapat pergi ke sekolah.
TuhanKu, kata orang-orang kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, karena itu beberapa temanku sudah berhenti sekolah. tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi.
Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Sakit sekali, tetapi aku bersyukur karena masih memiliki seorang ibu. Dan rasa sakit ini pasti akan hilang. Lihatlah lukaku ini Tuhan ??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini bekas lukanya (Andy memegang bekas lukanya) Tolong jangan marahi Ibuku ya..??? memang dia sedang lelah dan kuatir memikirkan kebutuhan makanan juga biaya sekolahku .. Itulah mengapa dia memukulku.
Oh ya..Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik dikelasku, menurutMu apakah dia akan menyukaiku?
Ah..bagaimanapun juga aku tahu bahwa Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak perlu menjadi siapapun untuk menyenangkan hatiMu. Engkau adalah sahabatku.
Hei.. Tuhan temanku, ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja aku punya hadiah untukMu. tapi ini kejutan dan Aku harap Engkau menyukainya. Ooops aku harus pergi sekarang. Selamat siang"
Kemudian Andoy segera berlari keluar dan memanggil Pastor Agus.
Andy : "Pastor…..aku sudah selesai berbicara dengan Sahabatku, Tuhan Yesus, skarang anda bisa menemaniku menyeberang jalan!
Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun.
Pastor Agus berbagi cerita ini kepada umat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah dan bersyukur saat situasi yang sulit terjadi seperti yang dimiliki Andy.
Saat hari Natal tiba, Pastor Agus jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Pengelolaan Gereja diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum, mereka selalu menyalahkan segala sesuatu yang diperbuat orang lain.
Hari itu tgl. 25 Desember ketika 4 wanita tua tadi sedang berada di gereja tiba-tiba masuklah Andy dan hendak menyapa Sahabatnya.
Andy: "Halo Tuhan..Aku ...'
4 Wanita : "Kurang ajar kamu bocah !!! Apakah matamu tidak melihat kami sedang berdoa ??!!! Keluar.!!!"
Andy begitu terkejut, karena tidak pernah ia diusir oleh Pastor Agus.
Andy: "Dimana Bapa Pastor? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya.. dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Sahabatku, hari ini adalah hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya ."
Ketika Andy hendak mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerah bajunya dan mendorongnya keluar. Andoy sedih, bigung dan setelah berpikir sebentar ia tidak mempunyai pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya tersebut.
Di situ ada sebuah tikungan yang tidak terlihat pandangan, sebuah bus melaju dengan kencang dan Andy mulai menyeberang sambil melindungi hadiah tadi di dalam bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tadi. Tiba-tiba brakkk ... (terdengar bunyi gaduh dan bus tadi berhenti mendadak) Apa yang terjadi? ternyata karena tidak bisa menghindari bus besar tadi Andy tertabrak dan tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh Andy yang sudah tak bernyawa.Sedih...Saat itu entah darimana munculnya tiba-tiba datang seorang pria berjubah putih dengan wajah yang lembut namun penuh dengan air mata, ia memeluk tubuh Andy dan menangis.
Orang-orangpun heran, mereka penasaran lalu bertanya; "Maaf Tuan, apakah anda keluarga bocah malang ini ? Apakah anda mengenalnya ?" Dengan hati yang berduka ia segera berdiri dan berkata : "Anak ini namanya Andy, Dia adalah sahabatku."
Lalu diambilnya bungkusan hadiah dari dalam baju Andy dan menaruh didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh Andy. Kerumunan orang tersebut semakin penasaran...
Malam itu, Pastor Agus menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andy. Ketika P. Agus bertemu dengan orangtua Andy ia bertanya; "Bagaimana anda mengetahui putera anda meninggal ?" Ibu Andy menjawab sambil menghapus airmatanya: "Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." P. Agus bertanya lagi: "Apa katanya ?"
"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sedih, sepertinya Dia mengenal Andy dengan baik. Tetapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia membelai rambut Andy dan mencium keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu" Jawab ayah Andy.
P. Agus ; "Apa yang dikatakannya ?"
Ayah Andy menjawab; " Dia berkata Terima kasih buat kadonya. Aku akan segera berjumpa denganmu.engkau akan bersamaku." Dan sang Ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian. semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis karena bahagia .. aku tidak dapat menjelaskannya, ketika Dia meninggalkan kami ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi pastor tolonglah katakan siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di Gerejamu? anda pasti mengenalnya karena anda selalu berada disana setiap hari, kecuali hari ini saat puteraku meninggal”
Tiba-tiba air mata P. Agus menetes dipipinya, dengan lutut gemetar ia berbisik, "Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa..., kecuali dengan Tuhan Yesus."
Andy memiliki hati yang selalu bersyukur. Walaupun situasi hidup yang dialaminya sulit tetapi ia selalu bergembira karena ia tahu Tuhan Yesus sahabatnya selalu mengasihi dia. Melalui peristiwa tabrakan tadi Tuhan Yesus datang menjemputnya ke sorga.
Untuk Kita Renungkan
Teks Injil dan cerita tadi memiliki beberapa pesan penting buat kita dalam upaya kita menghidupkan komunitas sebagai Komunitas Persaudaraan.
Kerendahan hati dan Opsi untuk melindungi anggotanya yang lemah: Ketika Yesus menampilkan seorang anak kecil dan mengajak para murid untuk menjadi seperti anak kecil, Yesus sesungguhnya menunjukkan dengan terang-terangan tentang siapa yang menjadi pilihan keberpihakanNya dalam pelayanan dan karya. Mereka yang paling lemah dan dipinggirkan dalam masyarakat. Sikap anak-anak memang tidak hanya digunakan sebagai metafor di sini tetapi menjadi pilihan identitas bagi para murid justru karena kesiapan mereka untuk dibentuk dan kepolosan mereka untuk menjadi kecil dan rendah hati. Komunitas kita hendaknya memiliki opsi ini dan berusaha terus menerus untuk belajar menjadikan kerendahan hati sebagai kekhasan identitas religius kita.
Bagaimana cara komunitas komunitas kita mewujudkan opsi dan identitas kerendahan hati di antara sesama anggotanya?
Komunitas murid Yesus adalah komunitas yang tahu bersyukur dan berdoa: Santu Paulus kepada umat di Roma (8:28) berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Pilihan Yesus untuk menjadi anak sebagai contoh juga disebabkan oleh karakter yang ditampilkan anak-anak yakni bahwa mereka percaya kepada orang besar, orangtuanya dan pendidik mereka. Karena itu mereka mudah bersyukur dan mudah diajak juga untuk menyatakan keinginannya dalam permintaan, doa. Kisah anak Andy di atas menunjukkan kecendrungan ini.
Menjadi komunitas religius hendaknya menjadikan kita para anggotanya tahu bersyukur dan mudah mengucapkan syukur dan mencari kehendak Allah bagi pelayanan dan hidup dalam doa. Doa baik itu pribadi maupun komunitas adalah nadi kehidupan komunitas dan di sana ekaristi sebagai perayaan syukur hendaknya menjadi keseharian kita.
Apakah komunitas kita adalah komunitas yang tahu bersyukur dan berdoa?
Komunitas yang Bersahabat: Yesus bersabda - “Kamu adalah sahabatku jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu” (Yoh. 15, 14). Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya dan menyebutkan anak-anak sebagai simbol KerajaanNya. Makanya kerajaan Sorga yang diwartakannya tak lain adalah Kerajaan persahabatan.
Tidak cukup memang menjadi anggota komunitas religius tetapi harus berusaha juga mengembangkan persahatan yang sejati di dalamnya. Ini menuntut usaha untuk mengenal lebih baik anggota komunitas lain, mengharagai kelebihan dan kekurangannya dan melihat sesama anggota sebagai orang-orang yang bisa merealisasikan tujuan komunitas bersama-sama.
Apakah komunitas kita adalah komunitas persahabatan?
Komunitas yang menantang cara hidup dunia: Komunitas dengan gaya seperti yang dilukiskan di atas memang bukanlah komunitas kebanyakan yang bisa kita temukan. Menjadi komunitas religius artinya menjadi tanda yang menghadirkan komunitas Yesus dengan segala pertentangan yang dibawanya. Komunitas kita menghidupkan kaul-kaul kebiaraannya bukan sebagai show tetapi sebagai tanda bagi dunia bahwa Allah menghendaki cara hidup solider. Persaingan boleh ada tetapi solidaritas harus menjadi jiwanya.
Apakah komunitasku adalah komunitas yang solider?
Doa Tuhan Yesus yang baik... Seperti engkau mengenal Andy dalam cerita tadi, Engkau juga mengenal kami. Ampunilah kami jikalau selama ini kami tidak berlaku setia; Kami hanya mengucapkan syukur kepadaMu saat keadaan kami baik, tetapi ketika kami mengalami masalah dan kehidupan kami menjadi sulit kami mengeluh dan tidak mengucap syukur.Saat ini ya Tuhan Yesus...Ajarlah kami mengucap syukur Saat kami bersedih karena Engkaulah penghibur kami.Saat kami sakit karena Engkaulah dokter yang ajaib.Saat kami kecewa karena Engkau tidak pernah mengecewakan kami.Saat kami lemah karena Engkau memberi kekuatan kepada kami.Saat kami gagal karena Engkau tak pernah gagal.Saat kami putus asa karena Engkaulah penolong kamiTuhan Yesus yang baik...Kini kami tahu bahwa dengan mengucap syukur dalam susah dan senang kami menyenangkan hatiMu.
Engkau yang hidup dan bertahta bersama Bapa dan Roh Kudus kini dan sepanjang segala masa. Amin
@ Roma, 2007 - 2008 , P. Ansel Meo, SVD

Tidak ada komentar: