SAPAAN PENGASUH


Selamat bertemu buat para pembaca dan pengunjung blog ini. Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus, yang memanggil kita semua kepada kesempurnaan hidup dalam Bapa dan kekayaan rohani dalam KerajaanNya menganugerahkan kegembiraan dan kesuksesan dalam hidup, pelayanan dan keseharianmu.

Anda mengunjungi blog RETRET & REKOLEKSI PASTOR UDIK. Saya suka nama itu, bukan saja karena karya pastoral awal saya sebagai imam, saya lewati sambil mengunjungi berbagai kampung yang sering dicap udik alias kurang maju, tetapi juga karena mengingatkan saya, akan Yesus dari Nasareth, pastor dan gembala sejati yang para muridnya adalah orang-orang sederhana, udik dan marginal.

Apa ada persamaan di antara kita yang mengunjungi blog ini dengan para murid Yesus itu? Saya kira ada dan hal itu adalah kesediaan kita untuk duduk sambil mendengarkan DIA, sang Guru Rohani, Maestro Kehidupan yang tengah bersabda kepada kita.

Selamat menikmati sajian di blog sederhana ini. Selamat menarik diri dari keseharianmu dan menikmati detik-detik berharga berada sang Guru, Pastor dan Gembala dari udik, mulai dari Nasareth hingga ke kampung dan dusun udik pengalaman kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita.

Ansel Meo SVD

Senin, Oktober 27, 2008

BERTOLAKLAH LEBIH DALAM (7)

“Kita Dipanggil dan Ditugaskan Untuk Saling Mengasihi”

Bacaan :
1 Yoh 4 : 7 – 16 : Allah adalah Kasih

Renungan

Siapakah orang Kristen itu? Atau apakah yang menjadi tanda pengenal utama seorang Kristen?

Pertanyaan yang sama ini telah menjadi pertanyaan yang diajukan oleh para pengikut Yesus Kristus sejak awal kekristenan, malah oleh mereka yang melawan orang Kristen dan menganiaya mereka. Bagi orang Kristen usaha menjawab pertanyaan ini bukan terutama untuk membedakan mereka dari yang lainnnya, tetapi untuk mengenal diri secara baik, memberikan jati sendiri, baik bila ditanyakan orang maupun untuk bisa bertumbuh.

Yesus juga berhadapan dengan pertanyaan ini ketika ditanyakan kepada murid-muridNya oleh yang lain. Dalam konfrontasi ini, Yesus pernah bilang “Kamu adalah murid-muridKu kalau kamu saling mengasihi.” Saling mengasihi adalah tanda pengenal orang Kristen.

Dan tanda pengenal ini pulalah yang menjadi tanda pertentangan dan perlawanan bagi mereka yang membenci Yesus dan muridNya. Orang Farisi, ahli Taurat bahkan para murid Yohanes, bertanya “Kenapa para murid Yesus tak berpuasa ketika semua orang berpuasa?” Ataupun Herodes ketika Yesus masih seorang bayi di Betlehem: “Kalau kamu menemukan Dia, pulanglah ke sini, supaya aku dapat pergi menyembah”.

Mengapa Kristus dan pengenalan akan Dia selalu menarik sekaligus menantang orang? Karena inti pewartaan dan ajaranNya tak lain adalah CINTAKASIH. Cinta inilah yang membuat mereka sangggup bertahan dalam derita ketika dianiaya, dicemooh, dibunuh, dst. Allah yang diwartakan oleh hidup orang Kristen adalah KASIH, maka siapa yang mengakui diri mereka Kristen, orangnya Kristus, adalah orang yang menjadikan KASIH sebagai inti hidupnya dan mempraktekan kasih itu dalam hidup mereka.

Kasih Sejati Dalam Doa oleh Thomas A.

Ian mulai mengenal Keiko semenjak awal Keiko kuliah. Meskipun mereka kuliah di universitas yang sama, mereka hampir tidak pernah bertemu. Berbeda fakultas, berbeda angkatan, mereka menjalani jalan masing-masing. Sampai suatu saat, keterlibatan mereka dalam orangisasi keagamaan kampus mempertemukan jalan mereka.

Sejalan dengan berlalunya waktu, Ian mulai mengenal Keiko dan mulai tumbuh perasaan suka dalam hati Ian. Kian lama perasaan itu berkembang menjadi rasa sayang dan kasih. Ian menjadi semakin gundah. Tidak pernah terbesit dalam benaknya bahwa ia bakal jatuh cinta pada Keiko, terutama karena Keiko telah memiliki seorang kekasih dan telah menjadi prinsip Ian bahwa dia tidak mau mengganggu jalinan kasih orang lain.

Siang malam Ian berdoa, memohon petunjuk dari Allah Bapa. Di satu sisi dia berharap agar perasaannya pada Keiko dapat perlahan sirna, namun disisi lain dia sadar bahwa bukan dia yang berhak memutuskan. Seperti layaknya manusia, Ian memohon tanda-tanda dariNya. Namun tanda-tanda yang Ia berikan bahkan memperdalam perasaannya pada Keiko.
Waktu terus berlalu, ingin sekali Ian mengutarakan perasaannya pada Keiko, namun dia tidak mampu. Dia tidak ingin merusak persahabatannya dengan Keiko maupun jalinan kasih yang Keiko arungi. Dalam pergulatan hatinya, Ian mulai menyadari bahwa kasihnya pada Keiko adalah kasih sejati yang telah ia cari selama ini. Terkadang Ian merasa marah padaNya. Mengapa hal yang telah dia cari-cari selama ini tidak dapat dia usahakan untuk diraih.

Waktu terus berlalu. Berulang kali hati Ian bergejolak, ingin rasanya dia bertemu Keiko dan menumpahkan segala perasaannya. Namun tiap kali, selalu ada bisikan lembut dihatinya untuk menyerahkan segalanya pada Yang Kuasa. Ian tidak pernah berhenti berdoa. Berdoa agar Yesus selalu menyertai dan melindungi Keiko. Ian terkadang heran dan sedih, mengapa hal yang seharusnya indah ternyata malah membuat hatinya tersayat. Dari situ Ian menyadari, apa arti cinta sejati. Waktu terus berlalu, Keiko lulus sarjana dengan sangat gemilang. Ian sadar bahwa inilah saat yang paling ditakutinya, bahwa dia mungkin tidak akan pernah berjumpa dengan Keiko lagi. Ian sadar, bahwa kalau memang itu kehendakNya ia harus dapat menerima dengan lapang dada. Ian sangat berterimakasih pada Yesus karena setidaknya dia diberi kesempatan untuk mengetahui siapa cinta sejatinya, karena banyak orang yang tidak mengenal kasih sejati hingga akhir hayat mereka.

Meskipun Ian tidak dapat terbuka pada Keiko, dia tetap ingin sedikit melepaskan perasaannya. Sehari sebelum wisuda Keiko, Ian berkata pada Keiko, “Kekasihmu adalah orang yang paling beruntung di bumi ini”. Ian tahu bahwa Keiko mungkin tidak akan pernah tahu perasaannya pada Keiko, namun yang terpenting adalah ketulusan hatinya. Dalam setiap lantunan doa Ian, tidak pernah lepas permohonan berkat dan lindungan untuk Keiko serta orang2 yang Keiko kasihi. Ian sadar Kasih sejati tidak sebatas berbagi hidup. Kasih sejati melampaui batas waktu dan ruang. Kasih sejati tertuang dalam doa yang tulus dan tidak egois. Dalam relung hati Ian yang terdalam, masih terpendam bara harapan untuk menempuh hidup dengan Keiko. Hanya iman Ian pada Kristus yang terus mempertahankan bara itu sekaligus memberikan kesejukan.
“True love and prayer are learned in the moment when prayer has become impossible and the heart has turned to stone” - Thomas Merton

Kita dipanggil dan diutus untuk Mewartakan Kasih :

 Kasih : tanda pengenal bahwa kita lahir dari Allah dan Mengenal Allah
Mengenal Yesus Kristus menjadikan kita orang baru, manusia baru, makhluk baru. Kita ungkapkan kebaruan kita dengan menerimakan baptisan, sakramen yang memasukan kita kepada keluarga Allah, lahir dari Allah dan tanda pengenalan akan Allah. Mungkin bagi kita baptisan kita diterima secara mudah, karena kenyataan bahwa orangtua kita memang sudah mengenal Yesus Kristus. Tapi bagi orang lain hal itu memang bukanlah hal mudah, bahkan menjadi sebuah tantangan yang masih terasa terus hingga saat ini.
Makanya kemarin kamu mengatakan, “betapapun sulitnya kenangan akan hal-hal yang menantang kami, kami bahagia karena boleh memiliki pengalaman itu dan boleh memiliki berbagai nama itu.”
Kasih tak berarti tanpa menderita. Kasih sejati melahirkan juga penderitaan, tahan perasaan, dstnya.

 Mengakui Yesus sebagai Putera Tunggal Allah Mengharuskan Kita Hidup dalam Kasih itu :
Pengakuan akan Yesus Kristus Putera Allah memiliki konsekwensinya sendiri. Thomas Merton pernah bilang, “Cinta sejati dan doa hanya bisa kita pelajari dalam saat atau situasi dimana mendoakan orang yang dicintai itu terasa sangat tak mungkin, dan dalam keadaan ketika hatimu terasa seperti batu.”
Berseru kepada Yesus dalam doa, seharusnya mendorong kita melihat bahwa Dia datang untuk menebus dosa-dosa kita. Makanya adalah meringankan dosa kita, membuka rahmat Allah, kalau kita mendoakan mereka yang kita rasa tak mungkin kita doakan, karena kita begitu membenci mereka. Hidup dalam kasih meminta kita mendoakan mereka yang menjadi musuh kita.

 Kasih mewajibkan kita untuk membawa korban pendamaian bagi dosa-dosa kita :
Kasih sejati menyadarkan kita bahwa kita tak sempurna, kita penuh bilur dan dosa. Sebagai seorang imam, kami membawa korban kepada Tuhan bukan hanya bagi umat Allah tetapi juga bagi pengampunan atas dosa-dosa kami. Makanya, saya merasa amat bersyukur, bahwa sejak hari pertama tahbisan imamatku, saya sudah memahami bahwa piala yan kuangkat saat Korban misa adalah piala pengampunan dosa, bukan hanya dosa mereka yang kudoakan tetapi dosaku sendiri.
Membawa korban, bekerja dan berbuat silih adalah penting bagi seorang religius. Lihatlah kehidupan dan panggilanmu sebagai kesempatan kami juga memberikan silih bagi diri sendiri, bagi keluarga, bagi serikat, bagi gereja dan bagi dunia.

 Saling Mengasihi menjadikan Kasih kita Sempurna
Hanya dengan demikianlah, kasih kita menjadi sempurna. “bagaimana kamu dapat mengasihi Allah yang tak kamu lihat, jika kamu tetap membenci saudaramu yang kamu yang kelihatan.” Kasih kita kepada Allah mesti menyata dalam kasih kita kepada satu sama lain. Karena Yesus berkata, “dengan demikian kamu membuat kasihku menjadi sempurna, jika kamu saling mengasihi.”

Lagu penutup

Copyright © 17 September 2006, by Anselm Meo, SVD

Tidak ada komentar: