SAPAAN PENGASUH


Selamat bertemu buat para pembaca dan pengunjung blog ini. Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus, yang memanggil kita semua kepada kesempurnaan hidup dalam Bapa dan kekayaan rohani dalam KerajaanNya menganugerahkan kegembiraan dan kesuksesan dalam hidup, pelayanan dan keseharianmu.

Anda mengunjungi blog RETRET & REKOLEKSI PASTOR UDIK. Saya suka nama itu, bukan saja karena karya pastoral awal saya sebagai imam, saya lewati sambil mengunjungi berbagai kampung yang sering dicap udik alias kurang maju, tetapi juga karena mengingatkan saya, akan Yesus dari Nasareth, pastor dan gembala sejati yang para muridnya adalah orang-orang sederhana, udik dan marginal.

Apa ada persamaan di antara kita yang mengunjungi blog ini dengan para murid Yesus itu? Saya kira ada dan hal itu adalah kesediaan kita untuk duduk sambil mendengarkan DIA, sang Guru Rohani, Maestro Kehidupan yang tengah bersabda kepada kita.

Selamat menikmati sajian di blog sederhana ini. Selamat menarik diri dari keseharianmu dan menikmati detik-detik berharga berada sang Guru, Pastor dan Gembala dari udik, mulai dari Nasareth hingga ke kampung dan dusun udik pengalaman kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita.

Ansel Meo SVD

Sabtu, September 19, 2009

40.Ditetapkan sebagai Rasul untuk Menyertai Dia

Renungan Kelima

Bacaan
Mk 3:13-19: Yesus Menetapkan Keduabelas Rasul di Atas Bukit

Renungan

Tema untuk renungan kedua hari ini, saya beri dengan judul “Ditetapkan sebagai Rasul-Rasul untuk Menyertai Dia”.

Pilihan tema ini menjelaskan juga alasan kedua mengapa Yesus memanggil para muridNya. Malah dalam Injil yang barusan kita baca, mereka bukan saja dipanggil tetapi juga ditetapkan sebagai duabelas Rasul untuk menyertai Yesus dan menjadi sahabat yang setia menemani Dia dan kemudian untuk diutus olehNya melaksanakan tugas-tugas yang dikehendakiNya.

Mengapa Yesus menetapkan duabelas Rasul dari antara begitu banyak orang yang mengikuti Dia? Mengapa perlu ada sebuah kelompok khusus yang terpilih untuk menyertai Dia? Dan apa hubungannya dengan panggilan yang sekarang sementara kita ikuti?

Injil di atas sesungguhnya menampilkan dua pokok besar yang bisa kita sebutkan di sini, yakni : (1) Yesus memilih dan menetapkan ke dua belas rasul, dan (2) Ia mengutus mereka sebagai Rasul dengan nama dan riwayat mereka masing-masing.

Kedua hal ini sungguh menarik untuk kita renungkan, karena memiliki hubungannya dengan bagaimana proses kita dipanggil, dipilih dan menjalankan perutusan kita dalam biara.

Untuk mendalami kedua pokok ini, sebuah kisah sederhana berikut, mungkin bisa membantu pemahaman kita. Sebuah kisah sedih tetapi mengandung makna yang mendalam buat kita semua yang mencoba memahami siapakah Tuhan yang memanggil dan memilih kita untuk menyertai Dia.
Dia yang Menemani Aku[1]

Di suatu tempat, ada satu keluarga atheis. Mereka mempunyai seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Suatu malam, pasangan suami istri itu bertengkar. Pertengkaran itu menghebat, sampai akhirnya mereka pun saling mencaci satu sama lain. Akhirnya, dalam kekalapan akibat cacian istrinya, si suami pun meraih sebilah pisau dapur dan menikam istrinya berulang-ulang sampai sang istri meninggal dengan tubuh rusak penuh berlumurah darah. Selang beberapa waktu, si suami menyadari apa yang terjadi. Tanpa pikir panjang, ia pun menikamkan pisau ke jantungnya sendiri. Ia roboh, dan meninggal tepat di samping jenazah istrinya.

Semua kejadian itu disaksikan anak perempuan mereka dari balik pintu. Sesudah memenuhi prosedur hukum yang berlaku, anak perempuan itu pun kemudian diadopsi oleh tetangganya sendiri, satu keluarga Kristen yang sudah lama menikah tetapi masih belum dikarunai anak. Pada hari Minggu, si anak dibawa ke Gereja oleh keluarga barunya. Itulah untuk pertama kalinya si anak perempuan mengikuti Ekaristi Kudus.

Sesudah Ekaristi, si Ibu membawa anak angkatnya ke Sekolah Minggu. Kepada Guru, sang Ibu berkata, "Anak angkat saya ini belum pernah mengenal Kristus sebelumnya, harap bersabar dalam mendidiknya."

Di dalam kelas, sang Guru memperlihatkan lukisan Yesus ke seluruh kelas dan bertanya, "Ada yang tahu siapakah yang dilukis ini?"

Beberapa murid dengan antusias berseru, "Itu Yesus! Itu Yesus!" Sang Guru mendekati si anak perempuan dan bertanya lembut, "Nak, apakah engkau tahu siapakah yang dilukis ini?" Si anak perempuan mengangguk, matanya tidak berkedip memandang lukisan itu.

Sang Guru keheranan dan bertanya, "Siapakah orang ini?" "Aku tidak tahu namanya," jawab si anak perempuan, "Tetapi aku tahu, dialah yang setiap malam menemani aku sejak orang tuaku meninggal..................."

***
Menilik kisah ini, kita sedang menampilkan sisi lain dari panggilan Yesus dan cintaNya yang tanpa batas, yang melampaui mereka yang mengenal Dia. Kita bisa mengatakan di sini, bahwa jika Yesus mengasihi orang yang tidak mengenal Dia, tidakkah Dia terlebih lagi mengasihi mereka yang mengenal Dia? Bukankah Dia akan lebih mengasihi mereka yang dipilih dan ditunjukNya menjadi sahabat yang menyertai Dia?

Menjadi Rasul Untuk Menyertai dan Disertai oleh Yesus

Mengapa Yesus memilih dan menetapkan kedua belas Rasul? Mengapa Yesus juga mau menjadi sahabat setia yang menemani si gadis yatim piatu dalam kisah tadi? Jawabannya ialah bahwa Yesus memilih orang yang dikehendakiNya untuk menyertai Dia dan ketika mereka diutusNya, Dialah yang menyertai mereka. Jadi di dalam Dia kita temukan seorang Sahabat yang membutuhkan bantuan, tetapi juga yang membantu dengan cara yang luar biasa.

(1). Yesus Memilih dan Menetapkan Orang yang DikehendakiNya

Dalam kisah panggilan baik yang terdengar biasa-biasa maupun yang tergolong luar biasa, kita akan selalu menemukan bahwa yang memulai adalah Tuhan sendiri. Tuhanlah yang berinisiatip. Dialah yang merencanakan, memilih dan memanggil mereka.

Kisah Injil Markus di atas menggambarkan kenyataan itu. Terkesan bahwa baik pemaparan tentang tempat, jumlah 12 rasul memiliki hubungan dengan kisah pemilihan 12 suku Israel dengan latar belakang gunung Sinai. Kendatipun bukan hal penting di sini, ada kesamaan yang menonjol di sini yakni bahwa pilihan dan penetapan orang-orang ini adalah hak Allah sendiri, dan dalam kasus Yesus, Yesus sendirilah yang memilih dan menetapkan mereka.

Mengapa mereka dipilih? Penginjil Markus sekali lagi menegaskan bahwa mereka dipilih untuk menyertai Yesus. Pertanyaannya, mengapa Yesus membutuhkan penyertaan mereka?

Jawabannya bisa kita temukan dalam diri Yesus bukan hanya adalah seorang guru tetapi juga seorang yang membutuhkan sahabat. Kita karenanya menemukan potret yang sungguh manusiawi dari Yesus di sini.

Yesus memang disebut Guru, Ia mencari murid; tetapi berbeda dari para guru masa itu, Ia tidak memperlakukan mereka yang mengikuti Dia hanya sebagai murid semata-mata, tetapi menjadikan mereka sebagai sahabat dan rekan kerjaNya. Dia hidup sebagai seorang pribadi yang memiliki sebuah komunitas. Dan Dia tidak hidup sebagai seorang Nabi yang terisolasi.

Sampai di sini, kita bisa mengerti bahwa memilih dan menetapkan mereka yang dikehendakiNya untuk menyertai Dia, untuk tinggal bersama Dia, untuk berbagi suka dan duka bersama Dia.

Bukankah aspek ini sangat menonjol juga dalam kenyataan panggilan kita saat ini? Komunitas di mana kita menjalankan panggilan kita bukanlah sebuah komunitas dengan anggota yang berdiri sendiri, tetapi komunitas yang memiliki wajah manusia yang membutuhkan sahabat, teman seperjalanan.

Menjadi teman seperjalanan, menjadi sahabat yang menyertai adalah sebuah aspek penting dalam panggilan hidup membiara. Kalau Tuhan mau memilih kita menjadi sabahat yang menyertai Dia, mengapa sering sekali terjadi bahwa persahabatan itu tak nampak dalam komunitas orang yang dipanggil.

Kita dipanggil untuk menyertai Yesus, untuk menjadi teman seperjalanan dalam misiNya. Ini perlu sekali diingat, supaya kita tidak terlalu menonjolkan aspek kepemimpinan sebagai yang memerintah dalam biara. Yesus menjadikan mereka ini sebagai orang yang menyertai Dia. Ia menjadikan mereka sebagai sahabat mereka. Ia memilih dan menetapkan mereka untuk menjadi rekan sekerja mereka. Ia tidak menonjolkan bahwa mereka adalah bawahanNya.

(2). Ia Mengutus Mereka dengan Kekhasan Nama dan Pribadi Mereka

Ketika para murid ini tinggal bersama Dia, menjadi sahabatNya dan menjadi rekan kerjaNya, Yesus sesungguhnya mempercayakan banyak hal kepada mereka, termasuk karya misi yang diterimaNya dari BapaNya.

Pengenalan akan para sahabatnya inilah yang membuat Yesus kemudian menyerahkan mandat kepada mereka dan mengutus mereka. Mereka adalah ‘Rasul’, orang yang diutus, orang utusan yang dilengkapi dengan kekuatan dan penyertaanNya sendiri.

Walaupun para Rasul ini diutus dengan kekuatan yang khusus dan penyertaan langsung dari Yesus, kenyataan ini sama sekali tak menutup kenyataan kemanusiaan mereka. Penjelasan nama dan arti nama itu hanya sekali lagi menekankan bahwa mereka yang diutus ini adalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan.

Petrus misalnya disebut Kefas, tapi kemudian dipanggil lagi dengan Simon ketika dia menyangkal Yesus. Putra-putra Zebedeus disebut juga dengan anak-anak guruh yang menunjuk pada temperamen mereka.

Bukan cuma itu, kenyataan bahwa dalam group 12 orang ini tergabung dari berbagai kelas sosial yang berbeda, yang bahkan seringkali saling berlawanan, sekali lagi menunjukkan bahwa mereka membutuhkan penyertaan dan bimbingan Yesus dalam perutusan mereka.

Jadi mereka diutus sebagai Rasul untuk melaksanakan misi yang diemban Yesus. Sebagai Utusan, Yesus tak membiarkan mereka sendiri, Dia menyertai mereka.
Catatan :

[1] “Dia yang menemani aku”, cerita iman dari Pondok Renungan, http://www.%20pondokrenungan.com/isi.php?tipe=Cerita&table=isi&id=60&next=50.

Copyright © 10 Juni 2009, by Ansel Meo SVD

Tidak ada komentar: